Bali Mental Health Clinic

+62 813-7000-0306  |  Call Center: +62 361 488610

Home » Psychiatric Condition » Mengenal Lebih Dekat Gangguan Bipolar

Mengenal Lebih Dekat Gangguan Bipolar

Author: dr. Ni Wayan Kertiasih, Sp.KJ

Beberapa artis mengungkapkan diri mereka mengidap gangguan Bipolar. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya dua dan “polar” yang artinya kutub. Jadi, gangguan bipolar merupakan gangguan mood dimana suasana perasaan seseorang dapat berubah secara drastis. Perubahan mood ini bersifat periodik, cukup panjang (berminggu minggu bahkan berbulan bulan) dan menyebabkan disabilitas. Mengutip dari World Health Organization (WHO) diperikirakan terdapat 45 juta orang pada tahun 2017 yang mengalami gangguan ini. Gangguan ini berdampak pada menurunnya kualitas hidup seseorang dan meninkatnya resiko bunuh diri.
Gangguan bipolar disebabkan oleh banyak faktor yang dikenal dengan bio-psiko-sosial faktor. Penyebab multifaktorial ini pada akhirnya menyebabkan perubahan struktur otak, densitas otak ataupun zat kimiawi di otak yang disebut dengan neurotransmitter sehingga mengganggu fungsi komunikasi dan keseimbangan didalam otak kita.
Faktor biologis erat kaitannya dengan pengaruh genetik. Misalnya dilingkungan keluarga seperti paman, ibu atau sanak keluarga lain mengalami gangguan bipolar, maka seseorang memiliki kerentanan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan ini dikemudian hari.
Selain itu adanya stressor yang berat seperti kehilangan orang yang dicintai, mengalami permasalahan ditempat kerja, masalah dilingkungan keluarga atau mengalami pengalaman traumatis seperti mengalami pelecehan seksual juga berperan dalam faktor psikologis.
Faktor sosial juga tidak kalah pentingnya, sebagai contoh terdapat suatu budaya tertentu yang mengganggap perempuan bertanggung jawab  atas rumah tangga dimana suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi yang tentu saja membuat pengambilan keputusan dalam suatu kehidupan rumah tangga menjadi tidak seimbang.
Perubahan suasana hati ini dapat terjadi dalam hitungan minggu ataupun bulan. Ketika seseorang berada pada fase mania maka ia menunjukkan suasana perasaan yang sangat gembira, sensitif, rentan marah, berbicara lebih banyak dan lebih cepat dari biasanya, kebutuhan untuk tidur berkurang, merasa memiliki energi yang sangat berlebih, memiliki kepercayaan tinggi yang berlebihan, meningkatnya gairah seksual,memiliki banyak ide dan sering melakukan tindakan yang tidak dipertimbangkan dengan matang atau beresiko contohnya mentraktir teman teman hingga uang gajian habis atau berbelanja di mall hingga limit kartu kredit habis.
Merasa “grandiositas” menjadi lebih merasa berlebihan dan irrasional. Fase ini berlangsung minimal setidaknya satu minggu.
Selain fase mania, pasien bipolar dapat mengalami fase depresi. Gejala dari fase depresi berupa perasaan putus asa, kosong, hampa, sedih, mudah lelah, malas beraktivitas, gangguan tidur, penurunan nafsu makan, pesimis, merasa diri tidak berharga, sulit berkonsentrasi sehingga banyak pekerjaan yang terbengkalai bahkan memiliki pikiran untuk melukai diri.
Fase depresi ini biasanya berlangsung minimal 2 minggu atau bahkan bisa bertahan hingga beberapa bulan. Angka bunuh diri depresi pada gangguan bipolar dikatakan lebih tinggi dibandingkan gangguan depresi unipolar.
Pada gangguan bipolar, pengobatan yang diberikan bertujuan untuk menhilangkan gejala. Pengobatan terdiri atas oabt obatan dan juga psikoterapi. Obat yang diberikan oleh dokter psikiater merupakan obat obat yang menstabilkan suasana perasaan contohnya asam valproate, litium, aripiprazole, lamotrigine, carbamazepine, risperidon, dll.
Tentu antara 1 orang dengan orang lain akan berbeda beda sesuai dengan klinis masing masing orang. Selain obat obatan terdapat beberapa psikoterapi yang diberikan, salah satunya terapi CBT (cognitive behavioral therapy). Psikoterapi ini mengajak Anda untuk mengenali pola pikir dan perilaku yang maladaptif sehingga dapat diubah menjadi lebih adaptif dalam menghadapi kehidupan sehari hari.
Selain itu menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga rutin, makan makanan bergizi dan beristirahat yang cukup juga membantu proses pemilihan.
Jika Anda merasa memiliki beberapa gejala diatas, jangan self diagnosis dulu ya. Untuk mendiagnosis kondisi mental ini, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan mental health professional.
Dokter psikiater atau psikolog akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dimulai dari wawancara terhadap gejala yang Anda alami, melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang seperti laboratorium bila dirasakan perlu.
Semoga informasi ini bermanfaat!

Pic Illustration by: pexels.com

Let's talk with us

Please fill out the identity form completely and correctly, and we will contact you as soon as possible.
English EN Bahasa Indonesia ID Русский RU