Bali Mental Health Clinic

+62 813-7000-0306  |  Call Center: +62 361 488610

Home » Family » Mengapa Kita Bisa Tertarik Pada Seseorang?

Mengapa Kita Bisa Tertarik Pada Seseorang?

Author: dr. Ni Wayan Kertiasih, Sp.KJ

Pernah ga sih teman teman memiliki pemikiran kenapa kita suka si B? atau lebih suka si C daripada si A? Barangkali teman teman pecinta drama korea yang melihat kisah asmara pemain utama yang sangat kompleks. Misalnya si D sukanya sama si B tapi si B sukanya sama si C tapi si C sukanya sama si A? Seringkali muncul pertanyaan kenapa si D ga sama si B aja dan si C sama si A aja kan simple ya? Namun faktanya hidup tidaklah sesederhana 1 ditambah 1 sama dengan 2.
Hal pertama yang perlu kita pahami adalah definisi atau konsep ketertarikan itu sendiri. Pernah ga sih teman teman tu sadar, apa yang membuat kita tertarik kepada seseorang? Jawabannya adalah “Rewards”, teman teman.
Sadar ataupun tidak sadar karena “reward” inilah kita memiliki alasan untuk tertarik dengan seseorang. “Rewards” disini dalam cakupan yang lebih luas ya temen temen, tidak melulu soal benda ataupun materi. “Rewards” ini sendiri ada yang bserifat langsung dan tidak langsung. “Rewards” yang bersifat langsung misalnya perasaan diterima ketika kita berinteraksi dengan orang lain, sedangkan “Rewards” yang  bersifat tidak langsung adalah manfaat yang tidak selalu kita sadari.
Sebagai contoh: kita memiliki gebetan yang rupawan dan nyambung jika diajak berkomunikasi. Semakin sering seseorang memberikan “Rewards” kekita maka semakin besar pula probabilitas kita tertarik pada meraka. Pepatah mengatakan bahwa jatuh cinta itu kadang tidak memakai logika dan kadang kita berpikir bahwa alasan alasan sepele tertentu bisa membuat seseorang jatuh cinta.
Secara umum, terdapat 5 hal yang membuat seseorang tertarik dengan orang lain
  • Kedekatan

Pernah dengar pepatah yang mengatakan “Kalau ada yang dekat ngapain nyari yang jauh”? Inilah yang membuat seringkali kita jatuh cinta dengan teman sekompleks, teman sekolah, rekan satu kantor, ataupun tetangga hingga sahabat sendiri. Ini juga yang membuat mengapa banyak kejadian cinlok alias cinta lokasi. Sering bertemu, intens berinteraksi dan berkomunikasi dan pada akhirnya nyaman dan akhirnya “baper deh”. Mengutip dari Zajonc (2001), paparan atau kontak yang berulang dapat meningkatkan ketertarikan kita terhadapnya. Hal ini dikarenakan kita menjadi semakin terbiasa dengan wajahnya, cara berkomunikasinya sehingga kita menjadi lebih mengenal lebih dalam kepribadian dan sifat orang tersebut. Hal ini yang menjelaskan mengapa seseorang yang awalnya tertarik misalnya kenalan dari online begitu ketemu langsung jadi ga tertarik. Bagaimanapun, interaksi langsung yang berkualitas dapat membuat pasangan semakin dapat memahami satu sama lain sehingga menumbuhkan ketertarikan yang lebih kuat.

  • Secara fisik terlihat atraktif

“Dari mata jatuh ke hati”, sebuah pepatah klasik lain yang menjelaskan mengapa kita tertarik dengan seseorang. Tidak bisa dipungkiri penapilan yang impresif apalagi good looking cenderung lebih disukai. Meskipun standar kegantengan dan kecantikan itu relative, namun kita sepakat bahwa artis seperti Chelsea Olivia itu cantik dan aktor seperti Indra L-Brugman itu tampan. Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh Cunningham (2002) dikatakan bahwa wanita yang menarik adalah yang terlihat feminism, muda dengan tulang pipi yang menonjol, pipi tirus, senyum lebar dan tidak terlihat kekanak-kanakaan. Kalau diwanita ada istilah waist-to-hip ratio (WHR) dimana wanita dengan WHR 0,7 (scurvy) dianggap lebih menarik, dengan bagian 30% lebih kecil daripada bagian pinggu. Bentuk tubuh ini dikenal dengan hourglass. Sedangkan menurut Rhodes (2006)  pria yang menarik adalah pria yang memiliki rahang tegas dan dahi lebar sehingga terlihat lebih kharismatik dan tegas.

Umumnya pria dengan WHR 0,9 dianggap lebih menarik karena tidak ada lekukan antara pinggang dan pinggung dengan rasio waist to shoulder sekitar 1,2 atau lebih tinggi.Percaya atau tidak, bahwa kerupawanan sebuah wajah cenderung memiliki evaluasi positif yang melekat padanya. Seringkali kerupawananan ini dikaitkan dengan kermahan, kebaikan, dan lain lain (meskipun faktanya tidak selalu demikian). Tetapi perlu diingat bahwa standar ganteng dan cantik untuk setiap orang tentulah berbeda beda karena setiap orang memiliki persepsinya masing masing yang sangay dipengaruhi oleh pengalaman dan kultur tempatnya berada.

  • Hubungan Resiprokal

Artinya kita cenderung juga lebih tertarik dengan orang yang menyukai kita. Potensi ketertarikan kita terhadap seseorang dapat direnungkan dengan perjumlahan antara daya Tarik fisik orang yang kita sukai dan kemungkianan “si dia’ untuk menerima cinta kita. Semakin tinggi daya Tarik fisik namun kemungkinan kita diterima oleh “si dia” rendah maka bisa jadi orang tersebut akhirnya bukan menjadi pilihan pertama bag kita. Atau “si dia” ga cakep namun tertarik sama kita dan berusaha mendapatkan cinta kita, bisa jadi pada akhirnya kita pun menyukai orang tersebut. Jadi intinya harus ada keseimbangan antara 2 orang untuk saling menyukai dan tertarik terhadap satu sama lain. Intinya, ketertarikan seseorang itu dapat dimulai dengan adanya perasaan orang lain.

  • Kemiripan

Kita cenderung tertarik dengan seseorang yang mirip dengan diri kita, misalnya dalam usia, ras, pendidikan, agama, kelas sosial. Biasanya kita dapat lihat inner circle pergaulan kita sendiri pun juga begitu. Bisa temen teman bayangkan ketika kita bertemu dengan seseorang yang memiliki nilai, visi, misi dan pandangan yang sama tentang kita? Tentu akan lebih mudah terjalin kerjasama dan komunikasi sehingga muncullah ketertarikan secara alamiah. Umumnya kita juga tertarik dengan seseorang yang kita kagumi atau seseorang dengan kemampuan dan bakat yang mirip dengan diri kita. Sebagai contoh, seorang pemain music juga menyukai seseorang yang bisa bermain musik. Kecocokan merupakan suatu proses yang panjang karena begitu banyak aspek yang perlu disamakan dimana ini bergantung pada dinamika dan kompromi suatu hubungan itu sendiri

  • Penghalang

Ini merupakan hal yang unik. Kita cenderung menyukai seseorang yang tidak bisa kita miliki. Mirip dengan sebuah lagu yang mengatakan “Tuhan memang satu, kita yang tak sama…”. Manusia itu memiliki kecenderungan untuk meraih dan berjuang apa yang diinginkan termasuk pujaan hati. Kita akan tertarik pada seseorang jika kita terancam akan kehilangannya. Pernah dengar kisah klasik Romeo dan Juliet?  Bagaimana semakin kuatnya cinta mereka ketika orang tua dari kedua pihak saling berusaha untuk menjauhkan pasangan ini. Barangkali ini yang menjelaskan mengapa ketika ada orang tua yang melarang anak nya menyukai Si F, si G atau si K justru sang anak makin “ngebet” buat ngedapetinnya. Aneh ya? Tapi itulah kompleksitas manusia, terkadang sesuatu yang kita sadari penuh ga akan berhasil justru membuat kita terpikat untuk terus berusaha. Semangat untuk teman teman yang sedang memperjuangkan idaman hatinya!

Pic Illustration by: pexels.com

Let's talk with us

Please fill out the identity form completely and correctly, and we will contact you as soon as possible.
English EN Bahasa Indonesia ID Русский RU